Desember 22, 2010

MICROPHONE HEART FOR MOTHER

kepada ibu yang telah melahirkanku


maaf, karena aku belum bisa mengukir bahagia dihari tua mu. maaf, karena aku belum bisa menanam bangga dalam hati mu. maaf, untuk semua air mata yang terlalu sering kau tumpahkan karena aku. maaf, bila derita hidupmu tak pernah berakhir karena aku. maaf, bila takdirmu harus aku. terlalu sering kukatakan "maaf". bosankah? kurasa Tuhan pun bosan. maaf, karena aku belum mampu atau mungkin tidak akan mampu menghapus beban ditubuh lelah mu. maaf, aku hanya bisa jadi penikmat derita mu memperjuangkan hidupku diatas tulang, darah, keringat mu seorang diri. maaf, untuk segala lelah mu menjadi ibu dan ayah dalam satu waktu.

aku si anak selalu salah. aku si buruk. aku si durhaka. aku si pembangkang yang tidak pernah mengerti. padahal di usia dewasa ku, aku sudah berusaha untuk mengerti. tapi aku tetap menjadi monster mengerikan pengganggu tidur mu, pemancing air mata mu.

tapi taukah ibu?
aku juga lelah menjadi aku. aku tidak pernah meminta aku menjadi aku. sekalipun ini takdirmu, ini takdirku juga. si buruk. si dungu.

aku tau surga ku sudah menjauh. seberapa besarpun kebaikan ku pada semua makhluk di bumi ini. karena aku penyebab tangis darah mu kan? aku si dungu.

tapi taukah ibu?
aku juga lelah menjadi aku.

aku tau Tuhan tidak pernah tidur. aku tau Tuhan tidak pernah lelah mendengar hamba-Nya memohon. dan aku sering mendengar kau selalu dan selalu memohon atas nama ku. selalu kau sertakan aku dalam doa mu, selalu kau sebut nama ku dalam pinta mu, selalu kau beri aku hasil-hasil kekuatan doa mu.
aku pun mencobanya. melihat tangan kecilmu sekarang ini, melihat ketidakberdayaan mu menghadapi masalah hidup, melihat derita wajah mu menahan beban dan derita, aku coba selalu memohon pada Tuhan. dalam setiap doa dimanapun kupijakkan kaki ini, dalam setiap doa dimanapun kuhempaskan tubuh ini. dalam setiap doa dimanapun ku palingkan tatapan ini, dalam setiap doa dimanapun kurasakan bahagia dan sakit ku. aku selalu mencoba. tapi kekurangan itu selalu dari diriku. selalu.

dan inginkah kau tau ibu?
aku sudah lelah menjadi aku.

aku ingin menyerah saja. aku tidak sekuat ibu ku. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar